Tuesday, August 27, 2013


Keaslian Uang

   "Woi, Bro! Gua baru dapet uang lama nih," sapa Ucup pada Cecep disuatu malam.

     "Berapaan tuh uang?" tanya Cecep.

     "Rp. 500,-. Lu tau gak, gimana caranya ngetes keaslian uang ini?" tanya Ucup.

     "Hmm .... gini, pertama lu lipet tu uang jadi 4 bagian," jawab Cecep.

     "Iya, terus?" tanya Ucup sambil melipat uang tersebut.

     "Lu teken uang itu secukupnya," lanjut Cecep.

     "Terus?" tanya Ucup.

     "Lu dengerin deh tuh. Kalau orang utannya teriak, berarti palsu. Tapi, kalau nggak berarti asli." jawab Cecep sekenanya.

    "Jiahh... elu, gua kiraiin mah tau beneran," sahut Ucup.

   #LOL semoga menghibur.

Terbang

  Pada suatu hari, ada seorang anak tikus yang sedang belajar terbang. Sudah berkali-kali ia terjatuh, tetapi dia tidak kapok. Dia terus mencoba, dan mencoba. Sampai pada akhirnya, sepasang kelelawar melihat tingkah lakunya dari pohon,

    "Pak, sepertinya sekarang adalah waktu yang tepat untuk memberitahunya," kata Ibu Kelelawar.

    "Memberitahu apa?" tanya Pak Kelelawar.

    "Memberitahunya bahwa dia dulu kita adopsi," jawab si Ibu.

    #LOL kalau gak suka tolong komentar 

Monday, August 26, 2013


Janji Bupati

  Pada suatu hari ada seorang calon bupati yang sedang berkunjung ke sebuah kampung Nelayan. Di pidatonya, ia berjanji akan membuatkan saluran irigasi. Dengan heran, seorang warga bertanya,

   "Tapi di sini kan, tidak ada sawah pak?" tanya warga.
   
   "Yaa, nanti akan saya buatkan sawahnya sekalian," jawab sang calon enteng.

   #Lol semoga menghibur

Sunday, August 25, 2013


Sedih

  Sedih sekali ketika mendengar cerita tentangmu. Ketika kamu sedih tidak ada yang memedulikanmu. Ketika kamu merasa senang pun tidak ada yang peduli. Baru ketika kamu kentut, serentak semua orang menoleh kepadamu. Mengharukan sekali bukan?

   #LOL

   Maaf jika ada yang tidak berkenan hanya gurauan saja.


Ibu Kita Kartini

  Sapri mengaku ngefans dengan R.A Kartini, pejuang emansipasi wanita. Tapi Sarti nggak percaya, lalu bertanya,

   "Emang siapa nama aslinya R.A Kartini?" tanya Sarti.

   "Harum," jawab Sapri.

   "Lho, kok Harum?" tanya Sarti.

   "Ya, iyalah nyanyiin aja lagunya. Ibu kita Kartini putri sejati putri Indonesia HARUM namanya," jawab Sapri sekenanya.

    Wakakakak #LOL

   Semoga menghibur

Friday, August 23, 2013


 Raja Memijat Abu Nawas

  Pada suatu ketika, Raja Harun Al-Rasyid sedang gelisah berat. Kenapa? Soalnya sudah berkali-kali dia dikerjain Abu Nawas dan dibuat malu di depan pejabat kerajaan. Akhirnya, kali ini dia akan membuat jebakan yang dia merasa, Abu Nawas tidak akan bisa menyanggupinya. dan jika tidak, dia akan dihukum.

    Maka Abu Nawas pun dipanggil ke kerajaan untuk menghadiri makan malam bersama pejabat kerajaan.Sesampainya di kerajaan, sang raja memulai pertanyaanya,

   "Abu Nawas tolong kau ambilkan ayam panggang yang ada di pojok itu, tolong bawakan kesini," perintah raja.
   
   'Hmm ... sepertinya raja sedang memulai serangannya, aku harus waspada' pikir Abu Nawas di dalam hati.

   Abu Nawas akhirnya menuruti perintah sang raja, akan tetapi ketika hendak menyerahkannya ke raja, sang raja tidak menerimanya dan bertanya,

   "Abu Nawas di tanganmu sekarang ada seekor ayam panggang, silahkan dinikmati," tawar raja.

   Begitu Abu Nawas hendak menyantap ayam panggangnya sang raja berkata,

   "Stop jangan dimakan terlebih dahulu, dengarkan dahulu petunjuknya, jika kamu potong paha ayam itu maka akan kupotong pahamu, jika kau potong sayapnya aku potong lenganmu, jika kau tidak memakannya akan aku gantung dirimu," ujar sang raja.

   Abu Nawas semakin bingung dengan perintah sang raja, bukan hanya Abu Nawas saja yang tegang tetapi semua pejabat kerajaan yang hadir di acara tersebut juga merasa tegang. Meraka hanya bisa menebak dalam hati apa maksud dari perintah sang raja.

  Sudah lebih dari sepuluh menit Abu Nawas hanya membolak-balikkan ayam tersebut. Hingga pada akhirnya Abu Nawas mendekatkan indra penciumannya tepat di bagian pantat ayam panggang tersebut. Setelah menciumnya Abu Nawas mulai mencubitnya, memijatnya, dan menggelitikinya. Akhirnya, dia berkata

  "Wahai raja, engkau bilang jika aku memotong paha ayam ini engkau akan memotong pahaku. Namun, seperti yang engkau lihat tadi, aku baru saja mencium pantat ayam itu, mencubitnya, menggelitikinya, bahkan sampai mameijatnya." ujar Abu Nawas, "lalu, apa yang akan engkau lakukan kepadaku? Bukannya engkau bilang bahwa engkau akan melakukan apa yang aku lakukan terhadap ayam ini?" tanya Abu Nawas.

  Dan akhirnya skak mat sudahlah sang raja pada episode kali ini, sang raja sangat malu ditertawakan satu kerajaan. Sang raja tidak mengira Abu Nawas akan melakukan hal itu pada si ayam.

 Semoga bermanfaat.  
Abu Nawas 
Disadarkan Pengemis

  Pada suatu hari, Abu Nawas bertemu seorang pengemis laki-laki. Pengemis itu meminta makanan karena sudah beberapa hari dia belum makan. Namun, Abu Nawas tidak memberinya makanan melainkan memberinya beberapa pertanyaan.
" Mengapa engkau mengemis? Apa engkau tidak memiliki pekerjaan?" tanya Abu Nawas.

"Sebetulnya saya sudah berusaha mencari pekerjaan, tapi tidak ada satu pun orang yang menerima saya untuk bekerja," jawab sang pengemis.

"Apakah engkau mau pekerjaan meskipun itu pekerjaan yang berat sekalipun?" tanya Abu Nawas.

"Ya, asalkan pekerjaan itu halal, saya mau tuan," jawab si pengemis.

  Kemudian, Abu Nawas mengajak sang pengemis pergi ke rumah temannya, Abu Wardah. Sesampainya di rumah Abu Wardah, Abu Nawas mengetuk pintu,

"Tok ... tok ... Assalamu'alaikum Ya .. Abu Wardah," ucap Abu Nawas.

"Wa'alaikum salam, ah ... ternyata sahabatku Abu Nawas! Apa kabarnya?" tanya Abu Wardah.

"Alhamdulillah baik, ini ada seorang pengemis yang sedang mencari pekerjaan. Apakah kamu mau menerimanya untuk bekerja di rumahmu?" tanya Abu Nawas.

"Dengan senang hati, tetapi aku harus mengetesnya terlebih dahulu," terima Abu Wardah.

"Ok, terima kasih. Aku pamit dulu ya, assalamu'alaikum." pamit Abu Nawas.

  Singkat cerita akhirnya si pengemis pun dites dengan disuruh memangkas rumput. Ternyata, dia merupakan seorang pekerja yang rajin serta cekatan. Dalam waktu singkat pekerjaan itu dapat ia selesaikan.

  Abu Wardah pun kagum dan memberinya pekerjaan lain yaitu memisahkan seember kurma menjadi tiga bagian. Yang bagus di keranjang pertama, yang lumayan bagus di keranjang kedua, dan yang tidak bagus diletakkan di keranjang terakhir. Namun, ia lupa untuk menjelaskan bagaimana cara membedakannya.

  Keesokan harinya Abu Nawas datang untuk menanyakan kabar sang pengemis. Abu Wardah menjelaskan bahwa sang pengemis  sangat terampil dalam memangkas rumput di ladangnya. Maka dari itu, Abu Wardah memberikan pekerjaan yang lebih sulit kepadanya.

  "Sedang apa dia sekarang?" tanya Abu Nawas.

  "Dia sedang aku suruh memilah-milah kurma. Mari kita lihat ke sana, siapa tahu pekerjaannya sudah selesai," kata Abu Wardah.

  Sesampainya dibelakang, Abu Nawas dan Abu Wardah terkejut ketika melihat sang pengemis terdtidur pulas. Dengan penasaran, Abu Wardah membangunkan si pengemis.

  "Mengapa engkau tidak menyelesaikan pekerjaanmu?" tanya Abu Wardah.

  "Ma'af tuan, kalau hanya memindahka kurma sesungguhnya itu mudah, yang sulit itu bagaimana cara membedakan kurma mana yang bagus, lumayan bagus, dan kurang bagus." jawab sang pengemis.

  "Sesungguhnya itu tak terpikirkan olehku sebelumnya," kata Abu Wardah.

  Abu Nawas pun tersenyum mendengarnya. Ia pun menegur Abu Wardah yang hanya bisa memberikan perintah, tetapi tidak mengajarinya dengan baik.

Semoga bermanfaat.


Assalamu'alaikum, haiii salam kenal! Ini adalah posting pertamaku, jangan lupa untuk selalu komentar setelah membaca postingku ya! Selamat menikmati! Untuk tau lebih banyak tentang aku nanti follow blogku dan emailku. (Kalau mau sama FB boleh kok, di Priyanty Nurul Fatimah). Terima kasih!

(Biodata menyusul)